Refleksi Diri Pilkada DKI Jakarta, menatap ke depan belajar kesalahan - Indowordnews

Breaking

30 April 2017

Refleksi Diri Pilkada DKI Jakarta, menatap ke depan belajar kesalahan

Djarot Djarot Syaiful Hidayat akan menjadi salah satu orang yang bakal terngiang akan kisah unik PilGub DKI dan Djarot pula yang kelak pastinya menjadi Tokoh dalam sejarah bagaimana ia merasakan getir-pahitnya menjadi kontestan selaku pasangan Petahana dalam ajang Pilgub DKI Periode 2017-2022.

Djarot Syaiful Hidayat sudah menggambarkan situasi ini, dan ia sendiri justeru pernah menyinggung isu agama dibawa – bawa ke panggung politik. Dia menyampaikan harapan demokrasi menjadi semakin sehat ke depan. Dia menjelaskan, kekuasaan harus diraih dengan cara-cara yang baik. Dirinya, tidak akan menggadaikan ideologi untuk merebut kekuasaan.

“Jangan ada lagi politisasi masjid untuk urusan pemilihan kepala daerah. Cara-cara yang bertentangan dengan prinsip demokrasi yang baik,” cetus mantan walikota Blitar tersebut.

Mantan tim kampanye Ahok-Djarot Ansy Lema menyatakan kekalahan sudah diterima dengan lapang dada saat itu. “Ahok sudah menerima. Dan saya sudah bilang, cukup. Kasih dukungan Anies kerja,’’ ucap dia di forum dialog bertema "Melanjutkan Kembali Demokrasi di Jakarta" di Epiwalk, Kuningan.

Menurut Ansy, akan lebih baik bagi semua, jika demokrasi disikapi dengan energi positif, edukatif, dan elegan. Mau sampai kapan terus saling gontok-gontokan?. “Selesai, ya sudah di akhir semua dan menatap Jakarta baru. Sekarang kami akan kontrol pemerintahan Anies,’’ tuturnya.

Hal yang sama dikatakan mantan Juru Bicara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni, Rachland Nashidik. Dia menyatakan, saat ini yang perlu dilakukan pihak yang kalah adalah mendukung program pemenang. 

Soal perbaikan demokrasi, dia menyatakan ke depan posisi pemerintah harus dimantapkan. Pada kontestasi pilgub DKI, menurut dia, Presiden Joko Widodo tampak cenderung memihak salah satu pasangan calon. Sementara itu, aparat kepolisian terjebak politik praktis. “Kalau tidak diselesaikan, akan berpengaruh ke Pilpres 2019,’’ kata dia.

Edriana Noerdin, mantan Timses Anies-Sandi mengatakan hal yang sama. Ketegangan di pilgub DKI harus disudahi secepatnya. Selain Pilpres, kata dia, ada berbagai pilkada lain pada 2018 mendatang. “Ini waktu terbaik untuk refleksi,” ujar dia.

Peneliti Senior LIPI, Siti Zuhro mengajak semua pihak untuk menutup buku pilgub DKI. "Sudah ada yang menang. Tutup buku. Kami kasih selamat kepada Anies-Sandi. Dukung Anies-Sandi bekerja memimpin Jakarta. Selamat tinggal Ahok," ucapnya.

Hasil rekapitulasi penghitungan suara putaran kedua Pilgub DKI 2017 menunjukkan Anies – Sandi menang dengan perolehan suara 3.240.987. Ahok – Djarot harus mengakui kekalahan karena hanya mendapat 2.350.366 suara.

Ketua KPU DKI, Sumarno menyatakan pilgub sudah berlangsung dengan baik. Aman, damai, dan adil. Sekarang, ucap dia, saatnya semua pihak kembali bersatu dan menatap ke depan.

Anies – Sandi terus menunjukkan semangat merajut persatuan. Anies menyatakan, pihaknya siap melanjutkan pekerjaan Ahok – Djarot. Tentu saja ada kajian-kajian lebih lanjut. Program yang bermanfaat akan ditingkatkan.

Mantan mendikbud itu juga memastikan pihaknya tidak punya niat untuk berseberangan dengan pemerintah pusat. Kabarnya Presiden Joko Widodo memanggilnya. Menanggapi itu, Anies mengaku belum dapat kabar. “Kalau ada panggilan, tentu datang,” ucap dia.

Dia mengatakan, selama masa kampanye, pihaknya sering menegaskan, jika terpilih, pemerintahan DKI akan bekerja sama dengan pemerintah pusat.

Selain itu, setelah resmi memerintah, Anies – Sandi memastikan akan kembali berkeliling guna mengokohkan persatuan yang kini sudah semakin baik. Sandiaga akan mengulang perjalanannya berkeliling ke kelurahan-kelurahan pada masa sosialisasi bakal calon kandidat Pilgub DKI 2017. 


[mk]

No comments:

Post a Comment