Aksi teatrikal menginjak -injak kain merah putih dalam acara Milad ke 13 Partai Keadilan Sejahtera di Gedung Olahraga Dadaha, Tasikmalaya / Ilustrasi. |
" Kami masih menyelidiki, apakah mereka melecehkan bendera Merah Putih" kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Tasikmalaya, Ajun Komisaris Polisi Anton Firman kepada Tempo, Ahad 24 April 2011.
Menurut Anton, polisi sedang memeriksa 10 orang saksi. Termasuk mengolah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan sejumlah bukti. Meski begitu, polisi belum menetapkan tersangka kejadian ini.
Disinggung berapa orang yang diamankan, Anton enggan untuk menyebutkannya. Begitu juga saat ditanya mengenai kronologis kejadian kasus tersebut.”Hasilnya besok akan disampaikan Pak Kapolres. Beliau memerintahkan seperti itu kalau sudah ada kesimpulannya,” ujar Anton.
Insiden itu bermula dari aksi teaterikal yang dilakukan delapan penari perempuan. Dalam aksinya mereka dianggap menghina bendera Merah Putih karena menginjak kain berukuran 2 x 6 meter berwarna merah putih dalam melakukan pertunjukan.
Aksi itu dilakukan para pemain teatrikal dari Siswa SMA Al Muttaqin Tasikmalaya. Acara itu langsung dihentikan. Delapan pemain itu digiring ke Mapolresta Tasikmalaya untuk dimintai keterangan.
Salah Seorang Penyair Tasikmalaya, Bode Riswandi, membenarkan adanya penangkapan terhadap kelompok teater SMA oleh kepolisian. Menurut dia kelompok tersebut digelandang ke Mapolres usai melakukan pementasan di acara Milad PKS. “Yang diamankan polisi 10 orang, termasuk sutradaranya teman saya Tatang Pahat. Saya juga ikut menemani mereka di kantor polisi,” ujarnya.
Menurut dia, mereka yang diamankan itu diantaranya delapan orang penari yang semuanya pelajar serta Sutradara pementasan Tatang Pahat dan Koordinator acara Milad PKS Wahyudin. Namun diantara mereka tidak ada yang ditahan polisi.
Bode menambahkan penangkapan itu dilakukan karena ada pesan singkat kepada polisi atas pementasan tersebut. Isi pesan singkat itu menyatakan bahwa kelompok kesenian di acara PKS menginjak-injak bendera merah putih. Padahal itu hanyalah kain berwarna merah putih yang dibentangkan. “itu kan hanya kain, kalau bendara itu berdasarkan undang-undang ada ukurannya,” ujarnya.
Menurut Bode, berdasarkan pengakuan Sutradara, inti pementasan tersebut adalah agar Indonesia utuh dan tidak terpecah belah. Pesan itu disampaikan melalui berbagai macam tarian etnis yang dilakukan diatas kain putih. “Namun karena pementasannya di partai politik, ya akhirnya jadi lain urusannya,” ujarnya.
Sumber [Tempo]
No comments:
Post a Comment