Luhut Binsar Panjaitan : Yang Pintar Mengkritik Utang Negara Suruh Datang ke Saya! - Indowordnews

Breaking

11 July 2017

Luhut Binsar Panjaitan : Yang Pintar Mengkritik Utang Negara Suruh Datang ke Saya!

Yok suruh yang pintar mengkritik itu suruh datang ke saya. Suruh datang, jelasin ke saya,” ujarnya,
Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Sejumlah pihak yang banyak mengkritisi soal utang negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat mengungkapkan kegusarannya. Apalagi Luhut Binsar Panjaitan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini juga dibuat gusar.

Beliau mengatakan, saat ini Indonesia mana bisa mau mengurangi utang karena sedang melakukan pembangunan proyek infrastruktur yang tak sedikit membutuhkan dana. Lihat saja hasilnya kelak jika infrastruktur digenjot dan pesat diseluruh pelosok negeri. Anak, cucu juga yang menikmati.

Memang memerlukan dana, namun kali ini hutang luar negeri perlu dikomentari secara benar dan signifikan, tidak asal mbalelo, corot sana corot sini.

Banyak yang awalnya nyinyir 'utang luar negeri' tatkala ia belum menjabat, saat menjabat pasti beromantisme sama hutang LN. Tapi Jokowi beda, beliau bijak dan cermat, hutang itu benar-benar pruden (dikelola hati-hati).

Dalam rilis berita Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melansir, utang pemerintah pusat hingga Mei 2017 mencapai Rp3.672,33 triliun. Jumlah utang ini naik hingga Rp1.067,4 triliun jika dibandingkan sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir 2014 sebesar Rp2.604,93 triliun. 

Adapun porsi utang tersebut terdiri dari, Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.943,73 triliun (80,2%) dan pinjaman sebesar Rp728,60 triliun (19,8%). 

Dalam wawancaranya dengan awak media seperti yang dikutip Okezone, Luhut mengatakan, saat ini Indonesia belum bisa mengurangi utang karena sedang melakukan pembangun proyek infrastruktur yang membutuhkan dana yang tak sedikit. Namun, semua infrastruktur itu tak akan semuanya mengandalkan APBN tapi akan mencari investor swasta.

"Ya tidak mungkin (hemat anggaran), saya beri contoh, pembangunan infrastruktur kita butuh USD450 miliar, APBN hanya bisa menyervis itu USD120 miliar. Sisanya dari mana? Itulah yang disebut foreign direct investment. Nah, sekarang China nih datang, kemarin saya temani di Parapat, ikut dia sidang, dia kaget begini ternyata proses pengambilan keputusan di sini, cepat, dia saya beri contoh yang tadi itu," ujarnya. "Nah, dia mau investasi USD25 miliar, B to B, bukan G to G. Dia cari partner Indonesia, kami partner kan, misalnya dengan PP. Misalnya dengan private sector kita. Merekalah yang main. Masalahnya di mana?" tanya Luhut.

"Ya gimana orang investasi tidak dihitung utang, masa orang kasih uang ke kamu saja. Logikanya kamu di mana? Yok suruh yang pintar mengkritik itu suruh datang ke saya. Suruh datang, jelasin ke saya,” tutupnya.

(Sumber) : economy.okezone.com

Begitulah pak, dari dulu sejak SBY hutang luar negeri juga berjalan,  tarik mundur ke belakang semua pemimpin di RI,  tidak ada yang tiada meminjam dana luar negeri. Penghematan era Jokowi dijamin anggaran negara bakal membaik,  hutang kelak bisa dibayar.

Berikut ini sedikit gambaran hutang luar negeri RI, terbesar di era nya siapa? Kan, ada progres hutang setiap rezim dilanjutkan, terbayang atau tidak kalau Zaman Orla, atau Orba aja dech kita hitung gulung bareng ?
Sketsa Hutang LN/Periode.

Mengenai konteks Hutang Negara ini, Sri Mulyani seringkali pernah menyampaikan hal ini, bahkan di kuliah umum sekaligus pidatonya di hadapan ribuan mahasiswa STAN, Sri Mulyani pun balik menantang pihak-pihak yang tak setuju dengan utang negara, untuk maju dan menjelaskan kepada dirinya. Kalau alasan Anda hanya 'tidak suka utang', saya bakal jawab kalau saya juga tidak suka Anda.

No comments:

Post a Comment