Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas Pertemuan Mukhtars ke-42 di Ankara pada tanggal 20 Desember 2017/AFP/File |
Erdogan sebelumnya telah meminta negara-negara anggota PBB untuk tidak terpengaruh oleh ancaman Trump untuk mengurangi pendanaan bagi negara-negara yang mendukung mosi tersebut di Majelis Umum PBB.
"Kami menyambut dengan senang hati dukungan Majelis Umum PBB yang luar biasa. Kami mengharapkan administrasi Trump untuk membatalkannya tanpa menunda keputusannya yang tidak menguntungkan, yang secara ilegal telah ditetapkan dengan jelas," kata Erdogan di Twitter.
"Saya memanggil seluruh dunia: tidak pernah menjual kehendak demokratis Anda dengan imbalan uang kecil," katanya dalam sebuah pidato di televisi di Ankara sebelum pemungutan suara.
We welcome with great pleasure the UN General Assembly’s overwhelming support for a historic resolution on Al-Quds Al-Sharif. We expect the Trump administration to rescind without further delay its unfortunate decision, whose illegality has been clearly established by UNGA.— Recep Tayyip ErdoÄŸan (@RT_Erdogan) 21 Desember 2017
Pada sebuah sesi darurat pada hari Kamis, Majelis Umum PBB mengadopsi mosi menolak keputusan Trump dengan 128 suara menjadi sembilan, dengan 35 abstain.
Langkah tersebut dikirim ke Majelis Umum setelah diveto oleh Amerika Serikat di Dewan Keamanan pada hari Senin, meskipun 14 anggota dewan lainnya memilih untuk mendukungnya.
Trump memperingatkan bahwa Washington akan mengamati dengan cermat bagaimana negara-negara memilih, mengindikasikan bahwa bahkan ada pembalasan bagi negara-negara yang mendukung mosi yang diajukan oleh Yaman dan Turki atas nama negara-negara Arab dan Muslim.
Erdogan menuduh Trump membuat "gertakan".
"Bagaimana mereka mengatakan Amerika tempat lahir demokrasi ? Tempat lahir demokrasi berusaha menemukan kemauan di dunia yang bisa dibeli dengan dolar," katanya.
Hari ini #TekMilletTekYürek, mengatakan martabat bangsa sekali lagi seluruh dunia yang menunjukkan rasa terima kasih saya. |
Warga Palestina menyambut baik dukungan
Presiden Palestina menyambut baik resolusi PBB yang mengkritik pengakuan kontroversial pemerintah AS atas Yerusalem.
"Keputusan ini menegaskan kembali sekali lagi bahwa penyebab Palestina hanya menikmati dukungan hukum internasional, dan tidak ada keputusan dari pihak manapun dapat mengubah kenyataan," sebuah pernyataan dari juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, dengan menekankan bahwa hal tersebut menunjukkan "bahwa wilayah Yerusalem diduduki di bawah hukum internasional", katanya dilansir dari Dawn.
Dia menambahkan,"Kami akan melanjutkan usaha kami di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan semua forum internasional untuk mengakhiri pendudukan dan menciptakan sebuah negara Palestina dengan ibukotanya di Yerusalem timur."
Batas-batas kota Yerusalem.[File: Reuters] |
Dalam sebuah pernyataan, partai tersebut meminta pemungutan suara "sebuah langkah ke arah yang benar, sebuah kemenangan hak-hak Palestina dan sebuah pukulan terhadap deklarasi Trump".
[mk]
No comments:
Post a Comment