FPI Disebut Sebagai Ormas Radikal dalam Survei, Apa Tanggapannya? - Indowordnews

Breaking

30 January 2018

FPI Disebut Sebagai Ormas Radikal dalam Survei, Apa Tanggapannya?

FPI Disebut Sebagai Ormas Radikal dalam Survei, Apa Tanggapannya?
Front Pembela Islam (FPI) menanggapi terkait hasil survei yang mengatakan jika muslim Indonesia tidak suka terhadap ormas Islam. Dalam survei tersebut, bersama ISIS, Jamaah Islamiyah, Al-Qaedah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), DI/NII, Jamaah Anshar Daulah (JAD), dan Laskar Jihad, FPI juga dinyatakan sebagai ormas radikal.

Juru bicara FPI Slamet Maarif, yang dilansir dari breakingnews.co.id mengatakan jika dirinya sangat menghargai survei tersebut yang dianggapnya sebagai survei ilmiah. Selain itu ia mengaku paham akan hasil-hasil survei yang dipublikasikan.

"Kami menghargai hasil survei yang ilmiah dan kami juga paham betul dengan siapa yang buat survei. Nggak kaget kami," kata Slamet, Selasa (30/1/2018).

Meskipun FPI dimasukkan kedalam golongan ormas radikal, menurutnya umat sudah cerdas untuk bisa membedakan motif digelarnya survei-survei tersebut. "Nggak (ada tanggapan lagi)-lah, umat juga sudah cerdas mana survei murni, mana survei pesanan," tutur Slamet.
FPI Disebut Sebagai Ormas Radikal dalam Survei, Apa Tanggapannya?
Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif 
Seperti diberitakan sebelumnya, survei tersebut dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dengan didukung UN Women dan Wahid Foundation. Ini bagian dari program UN Women yang didukung pemerintah Jepang bertajuk 'Perempuan Berdaya, Komunitas Damai Indonesia 2017-2018'.

Dari hasil survei tersebut terdapat satu point penting yang menghasilkan data muslim Indonesia yang anti ormas radikal sebanyak 51,7 persen. Sementara itu, yang tak bersikap sebanyak 39,2 persen dan yang pro-ormas radikal sebanyak 9,0 persen.

Dari data itu juga menyebutkan jika muslimah yang antiormas radikal sebanyak 49,0 persen, yang tak bersikap 40,5 persen, dan yang pro-ormas radikal 10,5 persen. Muslimin yang antiormas radikal sebanyak 54,1 persen, yang tak bersikap 38,1 persen, dan yang pro-ormas radikal 7,8 persen.

Dilihat dari hasil tersebut, ternyata lebih banyak muslimah yang pro terhadap ormas radikal jika dibandingkan dengan muslimin yang pro dengan ormas radikal.

Survei dilakukan pada 6-27 Oktober 2017, dengan melibatkan 1.500 responden laki-laki (50 persen) dan perempuan (50 persen) di 34 provinsi.

Teknik yang digunakan adalah multistage random sampling. Margin of error kurang-lebih 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei dilakukan via wawancara. Survei ini bertemakan 'Tren Toleransi Sosial-Keagamaan di Kalangan Perempuan Muslim Indonesia'.


[edy.]

No comments:

Post a Comment