Kepolisian Republik Indonesia mengaku selalu siaga dalam menanti kepulangan Rizieq Shihab ke Tanah Air. Personel keamanan pun sudah bersiap menanti pentolan Front Pembela Islam (FPI) itu mulai dari garda terdepan, yakni di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Meski demikian, hingga kemarin polisi mengonfirmasi belum menemukan nama pria yang tersandung kasus asusila tersebut dalam daftar manifes penumpang pesawat mana pun. Sebelumnya, Mukernas Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyatakan bahwa Rizieq Shihab akan pulang pada 21 Februari 2018 alias pada 212.
"Setiap hari kami cek manifes terkait Rizieq Shihab. Saat ini kami menunggu perintah dan kepastian info lebih lanjut tentang kebenarannya (kepulangan Rizieq), sedangkan persiapan pengamanan sudah lama kita rencanakan," kata Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Akhmad Yusep Gunawan, kemarin.
Di tempat terpisah, dilansir dari mediaindonesia.com, Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Mahmuddin Muslim, mengkritik terbentuknya PA 212 itu. Apalagi, PA 212 menyatakan menyasar salah satu partai politik di pilkada 2018 dan Pemilu 2019 karena dinilai menjadi biang kerok masalah di negeri ini.
Menurut Mahmuddin, pernyataan tersebut sangat politis diutarakan parpol yang mengaku berafiliasi dengan Islam. Oleh karena itu, ia meminta PA 212 membentuk parpol atau minimal bergabung dengan parpol lain saja agar jelas posisinya di masyarakat.
"Sebaiknya PA 212 ini bergabung dengan parpol yang ada atau mendirikan partai sendiri agar apa yang mereka inginkan bisa dilaksanakan secara konstitusional," ujar Mahmuddin dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan hal yang dilakukan PA 212 saat ini cenderung berbau SARA sehingga berpotensi membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Hal itu pernah terjadi dalam Pilkada Jakarta 2017 yang efeknya hingga kini masih terasa dan dikhawatirkan me-rembet ke pilkada di daerah lain.
"Dalam pilkada serentak kali ini (171 pilkada), semua parpol sangat cair melakukan koalisi sehingga membuat PA 212 ini kebingungan dengan parpol yang digadang-gadang sebagai pembela agama dalam pilkada DKI," imbuhnya.
Jika memang PA 212 memiliki bukti, silakan ungkapkan sehingga menghi-langkan asumsi bahwa mereka hanya melakukan fitnah secara membabi buta. Hal tersebut, tambah Mahmuddin, bukanlah adab yang diajarkan dalam Islam.
[edy.]
Meski demikian, hingga kemarin polisi mengonfirmasi belum menemukan nama pria yang tersandung kasus asusila tersebut dalam daftar manifes penumpang pesawat mana pun. Sebelumnya, Mukernas Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyatakan bahwa Rizieq Shihab akan pulang pada 21 Februari 2018 alias pada 212.
"Setiap hari kami cek manifes terkait Rizieq Shihab. Saat ini kami menunggu perintah dan kepastian info lebih lanjut tentang kebenarannya (kepulangan Rizieq), sedangkan persiapan pengamanan sudah lama kita rencanakan," kata Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Akhmad Yusep Gunawan, kemarin.
Di tempat terpisah, dilansir dari mediaindonesia.com, Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Mahmuddin Muslim, mengkritik terbentuknya PA 212 itu. Apalagi, PA 212 menyatakan menyasar salah satu partai politik di pilkada 2018 dan Pemilu 2019 karena dinilai menjadi biang kerok masalah di negeri ini.
Menurut Mahmuddin, pernyataan tersebut sangat politis diutarakan parpol yang mengaku berafiliasi dengan Islam. Oleh karena itu, ia meminta PA 212 membentuk parpol atau minimal bergabung dengan parpol lain saja agar jelas posisinya di masyarakat.
"Sebaiknya PA 212 ini bergabung dengan parpol yang ada atau mendirikan partai sendiri agar apa yang mereka inginkan bisa dilaksanakan secara konstitusional," ujar Mahmuddin dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan hal yang dilakukan PA 212 saat ini cenderung berbau SARA sehingga berpotensi membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Hal itu pernah terjadi dalam Pilkada Jakarta 2017 yang efeknya hingga kini masih terasa dan dikhawatirkan me-rembet ke pilkada di daerah lain.
"Dalam pilkada serentak kali ini (171 pilkada), semua parpol sangat cair melakukan koalisi sehingga membuat PA 212 ini kebingungan dengan parpol yang digadang-gadang sebagai pembela agama dalam pilkada DKI," imbuhnya.
Jika memang PA 212 memiliki bukti, silakan ungkapkan sehingga menghi-langkan asumsi bahwa mereka hanya melakukan fitnah secara membabi buta. Hal tersebut, tambah Mahmuddin, bukanlah adab yang diajarkan dalam Islam.
[edy.]
No comments:
Post a Comment