Republika Aneh: berita lama menggoreng penjualan Pesawat - Indowordnews

Breaking

02 January 2018

Republika Aneh: berita lama menggoreng penjualan Pesawat

Sebuah fan page facebook katakatak yang melawan fan page lainnya yang telah familiar 'KataKita' memposting sebuah tajuk dari media online harian Republika merilis berita yang sudah kadaluarsa alias sudah cukup lama, sejak September 2014. Anehnya postingan facebook milik laman ini tertanggal 31 Desember 2017, sementara berita Republika tertanggal 2 Januari 2018. Lanjutkan membaca hingga seterusnya!!!

Namun berita ini sama lebih tidak jujurnya Republika yang memperbarui tanggal 2 Januari 2018 isu sebuah berita sejak 3 September 2014 tersebut yang berjudul 'Hari Ini Pesawat Presiden Dijual, Besok Jangan-Jangan Istana' demikian judul tersebut.

Berita tersebut terkait dengan pernyataan yang sebelumnya pada Senin 1 September 2014, Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menyarankan agar pesawat kepresidenan dijual. Meski pun, Boeing Business Jet 2 itu baru beberapa bulan dibeli dengan harga 91,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 820 miliar era SBY.

Tetapi dikritik oleh Sekretaris Jenderal (Sekjend) organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq, mengatakan usulan menjual pesawat kepresidenan sebagai hal yang terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal.  "Hari ini pesawat dijual, besok istana jangan-jangan akan dijual," tutur mantan Sekjen DPP Partai Nasdem, kepada ROL, Rabu (3/9/2014).

Presiden dan wakil presiden terpilih saat itu Joko Widodo dan Jusuf Kalla padahal dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Senin tanggal 20 Oktober 2014, masih dalam sebulan sebelum menjabat isu itu digoreng sumbu pendek zaman now lewat fan pagenya yang tentu saja milik kaum sumbu pendek entah FPI atau milik PKS, intinya ada fan page tandingan KataKita yang menentang Ade Armando.
Sumber awal: http://m.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/09/03/nbb8w9-hari-ini-pesawat-presiden-dijual-besok-janganjangan-istana
Adapun berita ini pernah dimuat Republika ditanggal 3 September 2014 (sedikit keromawian) kemudian dirilis kembali dengan tambahan tanggal bernuansa Arabisme yakni Tuesday, 15 Rabiul Akhir 1439/02January 2018.
Sumber terbaru: http://m.republika.co.id/amp_version/nbb8w9
Berita ini sengaja digiring ulang sesuai konteks untuk mendiskreditkan Jokowi saat ini. Presiden Jokowi sampai hari ini tak menjual pesawat apalagi Istana.

Jadi konon, bahwasanya kaum cingkrang dan sumbu pendek didalamnya ini tak pelak intinya kelompok pemecah belah mereka doyan kepada Republika. Ini sungguh berita tak mengenakkan kadangkala. Harian Umum Republika dan TVone yang didalamnya juga ada Erick Thohir dahulunya pemodal TV Lativi yang mengubahnya dengan TVone, termasuk koran Republika yang didirikan dengan susah payah oleh ICMI dengan melibatkan ribuan umat Islam melalui pembelian sahamnya, akhirnya harus jatuh ke tangan orang asing. Disinyalir, pembelinya terkait dengan kegiatan orang-orang Yahudi atau setidaknya memiliki afiliasi dengan lembaga-lembaga Yahudi.

Sir Anthony O’Reilly, Chief Executive International News and Media Ltd (INM) yang akan membeli harian Republika, tercamtum di urutan 288 di dalam Daftar Orang Terkaya Yahudi versi Jew Watch . Disebutkan di situ bahwa sebagian besar nama-nama yang tercamtum di dalamnya adalah Yahudi, meskipun sebagian di antaranya bukan Yahudi. (sumber

Fan Page ini merupakan afiliasi Radikalisme isu yang didalam membenci, memfitnah yang sewaktu waktu akan menjadi bom waktu demi radikalisme di Indonesia. Klik Melawan KataKatak, 31 Desember 2017 pukul 19:11.



.Embo.

No comments:

Post a Comment