Sandiaga beralasan, PKL Ada di Trotoar karena Ada yang Beli! Apa gunanya Pasar? - Indowordnews

Breaking

01 February 2018

Sandiaga beralasan, PKL Ada di Trotoar karena Ada yang Beli! Apa gunanya Pasar?

Sandiaga beralasan, PKL Ada di Trotoar karena Ada yang Beli! Apa gunanya Pasar?
Pengendara motor melintas diatas trotoar yang samping kanan-kirinya dipenuhi pedagang kaki lima di Jalan Kebon Jati, Tanah abang, Sabtu (23/12). (Liputan6.com)
DKI Jakarta di Era Djarot memang adakalanya kondisi trotoar kerap mengalami masalah, ia menyayangkan jika trotoar yang sudah rapi malah digunakan untuk PKL menggelar dagangannya karena merugikan banyak orang, pejalan, dan lalu lintas dirugikan.

Penilaian terhadap masa kepemimpinan sebelumnya dengan membandingkan di masa sekarang butuh analisa yang tajam. Tidak cukup sebatas masyarakatnya suka terhadap Ahok-Djarot atau Anies-Sandi dengan Kampanye dan bully-an pada dua kepemipinan itu, di mana muaranya kesemrawutan Jakarta itu sendiri berasal dari akibat sifat dasar, mental dan sikap warganya tak mau diatur secara tegas. Namun, Djarot setidaknya sudah berusaha maksimal dengan mengatakan tegas dan lakukan pengawasan.

Namun, di era Anies- Sandi, hal itu juga tak mengurangi fenomena trotoar menjadi kumuh dan tidak tertib. Beberapa waktu ini, sejumlah PKL mulai menjamur di trotoar Tanah Abang. Akibatnya, lalu lintas di sekitar kawasan ini pun tersendat dan macet parah. Djarot sebelumnya mengatakan ada modus yang dipakai di balik kembali semrawutnya kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Berbagai cara telah ditempuh oleh Pemprov DKI untuk mengembalikan fungsi trotoar. Namun nyatanya, masih saja ada pedagang yang nekat menjajakan barangnya di trotoar. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan kepatuhan penertiban PKL dari trotoar hanya bersifat sementara.

"Jadi saya lihat sendiri, begitu kita lewat mereka kosongi. Begitu tidak ada petugas mereka berjualan kembali," ujar Sandi dilansir dari Liputan6 usai melaksanakan Salat Gerhana di Jakarta Pusat, Rabu, 31 Januari 2018.

Maka dari itu, Sandi ingin lokasi sementara yang diberikan sebagai lapak selama penataan akan membiasakan pedagang tertib. "Kita berikan lokasi sementara dan peran usahanya mereka mudah-mudahan bisa mengubah perilaku mereka," kata Sandi.

Menurut orang nomor dua DKI ini, penertiban PKL tidak akan mampu dilaksanakan apabila pedagang tidak memiliki kesadaran sendiri untuk mengubah kebiasaan. Bahkan sebanyak apapun jumlah petugas yang dikerahkan, kata Sandi tidak akan membantu. Oleh sebab itu, Sandi juga memohon pengawasan langsung dari masyarakat.

"PKL itu ada di sana kan karena ada yang beli. Jadi kalau masyarakatnya juga tertib, tidak beli di trotoar. Ingatkan para PKL itu untuk berjualan di lokasi sementara tapi pemerintah harus menyediakan lokasi sementara," tegas Sandi.
Sandiaga beralasan, PKL Ada di Trotoar karena Ada yang Beli! Apa gunanya Pasar?
Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di kawasan Car Free Day (CFD), Jakarta Pusat. Foto diambil pada Minggu (5/6/2016, Kompas.com)
Saat ini Pemprov DKI masih terus berupaya mengingatkan dan memastikan peraturan ditegakkan kepada para pengguna jalan atau trotoar.
Sandiaga beralasan, PKL Ada di Trotoar karena Ada yang Beli! Apa gunanya Pasar?
Sandiaga beberapa waktu lalu mengatakan, akan memfasilitasi para PKL yang berteriak meminta jatah tenda pada Pemprov. Ia berencana memasukkan para PKL ke kios-kios kosong di Tanah Abang.

"Nah itu kita justru lagi lihat. Apakah mereka bisa dimasukin di blok-blok yang kosong," kata Sandi

Para PKL itu rencananya akan dibuatkan lapak layaknya coworking space. "Tapi harus ada pendekatan yang berbeda, ya. Harus dibuat tempat olahraga, co-working space," ujar dia.
[Baca Sumber].

Seharus pengawasan dapat diperketat. Misalnya, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan petugas akan terus mengawasi trotoar yang sering ditempati para pedagang kaki lima untuk berjualan. 

"Harus diantisipasi, terutama seminggu sebelum Lebaran biasanya ada pasar tumpah," kata Djarot di kutip dari tempo.

Djarot (saat menjadi Gubernur DKI menggantikan Ahok beberapa waktu lalu) mengatakan telah mengimbau Wali Kota, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan DKI, dan polisi untuk bekerjasama mengawasi trotoar-trotoar di sejumlah tempat yang rawan ditempati PKL. Trotoar yang mesti diawasi antara lain di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sebenarnya, yang ingin dijadikan titik poin adalah mengenai Pasar dan Trotoar itu sendiri. Pasar bertujuan diadakan oleh Pemerintah Daerah gunanya secara konkret adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual.
Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan jual belinya. Pasar dapat terbentuk di mana saja dan kapan saja, bukan berarti sembarang tempat, namun berdasarkan hasil tata ruang perkotaan yang sudah disediakan peruntukkannya. Demikian juga trotoar, fungsinya sebagai pembatas bahu jalan, di mana warga masyarakat yang tak menggunakan kendaraan dapat memanfaatkan sarana itu.

Di sebagian besar negara maju trotoar justru diutamakan. Dikutip dari IDNTimes, Trotoar akan ditemukan lebih lebar, bersih dan aman. 
Salah satu sudut di Seoul begitu rapi. Banyak akses diberikan pada pejalan kaki untuk menikmati suasana kotanya. (istimewa/gettyimages/detikcom)/Di Jakarta banyak jalan utama dikerumuni pedagang trotoar.
Pada trotoar juga disediakan jalur khusus sepeda dan tidak lupa pula jalan untuk penyandang disabilitas sangat diperhatikan. Malah di daerah Chongqing, China disediakan pula jalur pejalan kaki yang sering menunduk asyik dengan smartphonenya.

Jadi tidak tepat Sandiaga bicaranya di trotoar ada pembeli, apa gunanya jika disediakan pasar bagi tempat bertemunya penjual dan pembeli? 



 [embo].

No comments:

Post a Comment