Anies Baswedan memenuhi undangan seminar yang digelar Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, 1 Januari 2017. (Twitter.com) |
"Semakin terang Anies hanya memanfaatkan Rizieq Shihab dan umat Islam untuk kepentingan Pilkada DKI, dan kecurigaan itu sudah lama disoroti di internal Presidium 212," kata Faizal Assegaf dalam pesan tertulis, Kamis, 22 Februari 2018.
Menurut Faizal hal tersebut ihwal Anies Baswedan yang menolak menjembatani Rizieq Shihab kembali ke Indonesia. "Adalah bentuk pengkhianatan kepada ulama dan elemen 212," ujar Faizal.
Faizal menilai mestinya sebagai gubernur yang diusung, Anies Baswdan peduli dan bertindak proaktif untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi oleh Rizieq Shihab. "Namun faktanya, setelah duduk di kursi empuk, Anies tampaknya lebih mesra dan condong merangkul kelompoknya saja."
"Tapi giliran Habib Rizieq yang terzalimi dan berjuang untuk membuatnya jadi gubernur justru dicampakkan," ujar Faizal.
"Mestinya Anies sadar bahwa tanpa kontribusi besar Rizieq Shihab, para ulama dan elemen 212, dirinya tidak akan pernah menjadi penguasa di ibu kota negara. Model pendekatan 'politik anak tangga' yang diperlihatkan Anies hanyalah memanfaatkan dukungan ulama dan umat," ujar Faizal.
"Ketika sampai ketujuan kekuasaan, aspirasi dan problem yang dihadapi ulama serta rakyat ditinggalkan. Perilaku tak elok itu patut diwaspadai," kata Faizal. Dia juga meminta Anies Baswedan menjemput Rizieq Shihab di Mekah. Faizal dipecat Presidium Alumni 212 karena pernyataannya yang meminta Rizieq Shihab harus pulang ke Indonesia layaknya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menghadapi kasusnya.
Ketika ditanya soal adanya permintaan pada dirinya untuk menjemput Rizieq Shihab, Gubernur Anies Baswedan hanya menggeleng. "O, gitu ya? Tidak ada tanggapan," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
(tempo.co)
No comments:
Post a Comment