Kivlan Zen Produsen Fitnah dan Hoax Sebut PKI Difasilitasi Oleh PDIP dilingkaran Kekuasaan - Indowordnews

Breaking

03 March 2018

Kivlan Zen Produsen Fitnah dan Hoax Sebut PKI Difasilitasi Oleh PDIP dilingkaran Kekuasaan

Mayor Jenderal (Purn) TNI Kivlan Zein (tengah). Photo : ANTARA FOTO/Agus Bebeng
Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen ini katanya dan katanya memegang data tetapi belum detik ini pun ia melaporkan oknum yang berideologi komunis itu ke aparat kepolisian, ia masih tetap dibiarkan bersuara sendirinya. 

Semenjak ia tampil bersemi bersama FPI dan berbagai ormas sejak panasnya Pilgub DKI lalu, Kivlan Zein-lah sumber hoax dari serangan Muslim Cyber Army. 

Bahkan, Kivlan kini terus menuding adanya kebangkitan kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI) di Tanah Air. PKI, katanya, difasilitasi oleh orang-orang yang saat ini berada di lingkaran kekuasaan, terutama PDI Perjuangan.

Dilansir dari Viva.co.id, Kivlan Zein mengklaim telah memegang bukti kedekatan PKI dengan partai berlambang 'banteng' moncong putih tersebut.

"Ini baru dukungan di dalam negeri. Dukungan luar negeri mereka ke China. PDIP itu pengkaderan ke China, tanda tangan acara untuk kerja sama PDI P dan partai PKI di dalam pengkaderan. Setiap bulan orang-orang China datang ke kantor di (DPP PDIP) Diponegoro," kata Kivlan saat menghadiri diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 2 Maret 2018.

Peristiwa rentetan penyerangan terhadapa ulama belakangan ini ialah rekayasa yang dibuat seperti PKI pada masa lampau. Menurut Kivlan, tujuannya adalah menciptakan teror, ketakutan, serta adu domba antarmasyarakat sehingga dapat mudah merebut kekuasaan.

Kivlan mengatakan, kelompok komunis itu punya misi meraih kekuasaan di tahun 2019. "Jadi suasananya mendekati itu," kata dia. "Itu nyata," dia menegaskan.

Kivlan menambahkan, sejumlah kader PDIP juga punya hubungan dengan PKI. Ia menyebut, kader seperti Rieke Diah Pitaloka, Budiman Sudjatmiko, Ribka Tjiptaning dan Eva Kusuma Sundari.

"Itu pengakuan mereka sendiri," kata Kivlan yang pernah menjabat Kepala Staf Kostrad ABRI di era Orde Baru itu.

Beginilah suasana Politik ideologi hampir 1 dekade ini. Isu kebangkitan PKI menjadi sorotan publik saat ini. Munculnya isu tersebut ditengarai bagian dari propaganda hitam pada tahun politik. 

Adanya isu itu pun tidak muncul dengan sendirinya. Ia pasti diproduksi dan direproduksi oleh pihak-pihak tertentu. Salah satu tentunya mantan Kasad TNI, Kivlan Zen tersebut. 

Sejak beberapa tahun kemarin, Kivlan memang dikenal getol menyuarakan isu kebangkitan PKI di tanah air. Meski tak pernah mengajukan bukti yang valid, namun dia begitu yakin mengenai adanya kebangkitan PKI saat ini.

Parahnya, dengan keyakinannya itu akhirnya dia jatuh dalam tindakan menyebarkan fitnah dan isu hoax terkait isu kebangkitan PKI. Informasi sesat itu, misalnya, soal kebangkitan PKI yang difasilitasi oleh orang-orang yang saat ini berada di lingkaran kekuasaan, terutama PDI Perjuangan. 

Ditulis oleh Vidya Anggraini pada Kumparan.com, Kivlan menuduh bahwa PDIP adalah perpanjangan tangan Partai Komunis China di Indonesia. Saat ini, kekuatan komunis global itu mendukung PDIP mati-matian untuk misi meraih kekuasaan pada tahun 2019 nanti.

Selain itu, Kivlan juga mengungkapkan bahwa peristiwa rentetan penyerangan terhadapa ulama belakangan ini ialah rekayasa yang dibuat seperti PKI pada masa lampau. Tujuannya adalah menciptakan teror, ketakutan, serta adu domba antarmasyarakat sehingga dapat mudah merebut kekuasaan.
Kivlan Zen Produsen Fitnah dan Hoax Sebut PKI Difasilitasi Oleh PDIP dilingkaran Kekuasaan
Ilustrasi: kumparan.com/vidya-anggraini
Apa yang disampaikan oleh Kivlan di atas hanyalah pepesan kosong belaka. Tak ada bukti kebenarannya sama sekali. Itu lebih tepat disebut sebagai fitnah yang keji belaka.

Fitnah yang disebarkan oleh Kivlan Zen itu berpotensi menimbulkan kekacauan sosial di masyarakat. Karena menciptakan adanya adu domba antara partai politik pemerintah saat ini dengan elemen masyarakat lainnya. 

Padahal dirinya adalah seorang purnawirawan yang disumpah untuk terus menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Namun kelakuannya justru sebaliknya, yakni malah memecah belah bangsa dan negara. 

Bisa dikatakan bahwa sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat saat ini, sekaligus bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Oleh karena itu, dengan segala fitnah dan informasi hoax tersebut sebaiknya pihak kepolisian segera menindaknya. Apa yang ditimbulkannya dari desas-desus tidak jelas itu bisa juga menjadi makar kepada pemerintah.

Kivlan Zein memang sumber dari aksi trengginasnya MCA dan kaum haters di era rezim Jokowi-Jk saat ini. Kivlan tak perlu berlepas tangan membantu negara ini, ungkap aktor komunis itu jika memegang atau menguasai data valid (non-rekayasa), bukan dijual dipasar murahan menjelang Pilpres 2019 yang akan datang. 

Tampak gaya dan ambisinya memang sedang tak ingin bersahabat dengan rezim sekarang, kemauan kerasnya justeru ia ingin dilingkaran kekuasaan yang Kivlan dukung selainnya. Dia terus bersuara mengenai isu PKI, namun tak kunjung memberikan bukti ril dimana dan siapa oknum sesungguhnya. 

Kivlan, di uzurnya saat ini sudah kepalang tanggung untuk beramal namun justeru memecah bangsa ini dengan indikasi komunis yang mana komunis itu merupakan masyarakat kelas bawah dan sosial merata dalam keadilan ekonomi dan pembangunan, bukan lagi ideologi hara-kiri. Yang konon dahulunya (dia; selaku militer) pernah didoktrinasi di rezim orba, selama 32 tahun untuk bermusuhan dengan PKI, yang konon katanya juga PKI itupun bagian dari tubuh perwira dikelompok militer saat itu. 

Jadi, Mr. Kivlan Zein ini oknum tersisa dari Purnawirawan TNI selainnya. Dia seolah masih merasa sakit hati terhadap sesama perwira semasanya yang berkhianat dalam tragedi lubang buaya oleh gerakan sebagian anggota PKI. 

Namun anehnya, dengan memaksakan dendamnya melalui isu membahayakan rakyat ini yang tak mengetahui seluk beluk konspirasinya, Kivlan tak menyadari efeknya. 

Fitnahnya tak berkesudahan sejak Jokowi memimpin. Andai bukan Jokowi, kita lihat saja, apakah Kivlan ngotot terus berbicara seperti ini (tentang PKI?).

Wallahu'alam.


Embo.

No comments:

Post a Comment