Keluarga Presiden Jokowi |
Sangat penting bagi Indonesia untuk menghadiri KTT G20 karena itu merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang menghasilkan sejumlah keputusan strategis bagi para anggotanya. Terutama menyelesaikan berbagai masalah dalam manajemen krisis yang ekstrem, untuk menetapkan agenda bagi ekonomi global serta untuk membangun kemitraan dan kerja sama antar anggotanya.
Dalam kesempatan ini, Presiden bersama Ibu Negara mengajak turut serta keluarganya. Herannya, keikutsertaan anggota keluarga ini menjadi sorotan dan nyinyiran iri beberapa pihak, termasuk beberapa politisi dan masyarakat yang masih tidak menerima eksistensi Jokowi selaku Presidennya alias lawan-lawan politik, termasuk Fadli Zon, Gerindra. DISINI Ia mengatakan, seharusnya fasilitas yang ditujukan untuk kepentingan kepresiden ini tidak ditumpangi untuk liburan keluarga.
Foto Nyinyiran Cyber @google foto acces. |
Dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo ke Turki dan Jerman, Presiden Jokowi mengajak lima orang anggota keluarganya, yakni dua orang putra dan satu orang putri Presiden, satu orang menantu dan satu cucu, namun seluruh biaya perjalanan dan akomodasi keluarga itu dibiayai oleh Jokowi sendiri" terang Bey.
Keluarga Jokowi, 1 Putri, 2 Putra, Menantu dan 1 Cucu. |
Muncul pertanyaan kemudian, bolehkah seorang Presiden membawa keluarga besarnya ke luar negeri dalam rangka kunjungan negara? Menurut ahli hukum Universitas Indonesia Gandjar Laksmana Bonaprapta, hal tersebut diperbolehkan.
Apakah menghamburkan anggaran negara ? Setiap tahun anggaran Sekretaris Kabinet termasuk istana, terus menurun. Tahun ini turun lagi 1,2%. Kalau dihitung sejak Jokowi berkuasa anggaran kepresidenan termasuk sekretaris kabinet turun cukup besar. Padahal Jokowi menggunakan dua istana untuk kantornya, yaitu Istana bogor dan Istana Negara.
Mungkin kalangan politisi bersuara sumbang karena dulu sebelum Jokowi , para pejabat ikut kunjungan presiden juga membawa serta sang istri. Bahkan bukan rahasia umum bila SPJ perjalan dinas dulu, menteri, banyak kepala daerah, DPR, kepala dinas, dan pejabat lain yang keluar negeri mengajak keluarga. Tapi di era Jokowi anggaran untuk itu di pangkas agar efisien.
Pihak istana tidak hendak menjawab issue negatif atas ikut sertanya keluarga Jokowi dalam perjalanan dinas keluar negeri karena memang 'engga mutu' dan tidak intelek untuk dibahas. DISINI
Presiden Jokowi merupakan orang nomor satu di negara RI. Jika terkait apapun kalau beliau masih sanggup, jangankan Turki, Jerman. Keliling seluruh dunia pun bisa tanpa perlu membebani anggaran negara.
Sekali lagi Jokowi bukanlah Soeharto atau pemimpin lain yang kerap mementingkan keluarga dan kroninya saat berkuasa, kalau Jokowi mau, itu sah sah-saja. Emangnya kalian siapa, masih mau nyinyir melulu. Salah prediksilah, semua ujaran nyinyir itu ini dengan pengamatan yang tendensius. Semua kepentingan negara masih perlu dibenahi.
Jokowi, ketika berkunjung ke Turkey, bukanlah kunjungan sia-sia, namun bertujuan sebagai kunjungan balasan kepada Erdogan demi kesepakatan atas sejumlah kerja sama dengan pemerintahan Turki.
Alasan kenapa anggaran negara tidak dirugikan saat seluruh keluarganya ikut? Perintah Presiden sangat jelas dan tegas untuk efektivitas dan efisiensi. Tidak perlu sewa pesawat walaupun perjalanan sampai ke Amerika Serikat, tim advance yang diperkecil, dan jumlah delegasi yang dibatasi dengan kapasitas pesawat," ucap Pratikno seperti dikutip dari Bey.
Padahal APBN memiliki anggaran jika rombongan presiden memilih untuk menyewa pesawat besar milik maskapai Garuda Indonesia. Tetapi Jokowi memilih tetap gunakan pesawat BBJ-2.
Jumlah tim advance atau tim pendahulu pun dipangkas oleh Jokowi hingga 40 persen. Sedangkan jumlah delegasi di pesawat kepresidenan berjumlah 42 orang. Di situlah kuncinya, analisa Jokowi begitu akurat, akuntabel, transparan.
Jika ada pihak oposan nyinyir, ngedumel. Laporan Set-Pres lah kuncinya. Tanya saja ke Seketariat Kepresidenan, masalah jangan dipersulit kalau bicara lawan politik. Kita mainkan fakta.
(mk)
No comments:
Post a Comment