Jenderal TNI : "Yang Mau Ganti Pancasila Cuma Ulama Bayaran" - Indowordnews

Breaking

31 July 2017

Jenderal TNI : "Yang Mau Ganti Pancasila Cuma Ulama Bayaran"

Jenderal TNI : "Yang Mau Ganti Pancasila Cuma Ulama Bayaran"
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan ceramah wawasan kebangsaan dengan tema "Tantangan dan Uang" di hadapan jamaah Keluarga Besar Majelis Tafsir Al Quran (MTA), di Gedung MTA Pusat Surakarta, Jalan Ronggowarsito Nomor 111 A, Timuran, Banjarsari, Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Minggu (30/7).
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa peran ulama dalam mendirikan dan melanggengkan bangsa Indonesia sangat besar. Maka, sangat tidak mungkin apabila ada Ulama yang akan menentang Pancasila, apalagi merusak, dan memecah belah bangsa ini.

Beliau menyebut Pancasila sudah final sebagai dasar negara. Dulu para ulama ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan membela Pancasila. Maka Jenderal Gatot meminta jangan mempercayai ulama yang mau memecah belah NKRI dan mengganti Pancasila. 

"Siapa pun tidak boleh mengubah Pancasila. Kalau ada yang mengaku Ulama ingin mengubah Pancasila, maka pasti itu ulama dari luar yang dibayar untuk merusak Indonesia karena Ulama Indonesia tidak akan memecah belah keutuhan negara," tegas Jenderal Gatot.

Hal itu dikatakan dia saat ceramah wawasan kebangsaan di hadapan jemaah Keluarga Besar Majelis Tafsir Al Quran (MTA), Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Minggu (30/7).

Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa sudah merupakan suatu kesepakatan para pendiri bangsa termasuk para ulama.

"Pancasila sebagai dasar negara sudah final dan siapapun tidak boleh mengubahnya. Jadi, kalau ada Ulama yang mengajak untuk mengubah Pancasila, jangan percaya," katanya.

Panglima TNI juga mengingatkan bahwa NKRI didirikan atas dasar kebhinekaan suku, agama, ras dan adat istiadat yang harus dipertahankan karena disitulah letak kebesaran bangsa Indonesia.

"Banyak suku dan budaya dari Sabang sampai Merauke, dan banyak tunas agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka kita wajib menjaga jangan sampai terbelah oleh pihak lain dan jangan sampai mau diadu domba oleh negara lain," pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. DISINI

Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islam yang berkedudukan di Surakarta yang didirikan oleh ustadz Abdullah Thufail Saputra rahimahullah pada tahun 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali kepada Al-Qur’an.

Dalam masalah jama'ah, MTA memiliki Imam sendiri yang dibai'at, dita'ati dan seterusnya, sebagaimana LDII, Jama'atul Muslimin (Hizbullah), MMI, Ikhwani dan lain-lain dan membangun wala dan bara di atas kelompoknya.

Jenderal TNI termasuk pihak yang jeli. Bisa atau mampu ceramah sedemikian nasionalis dihadapan jama'ah MTA merupakan hal yang sangat positif di dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Semuanya butuh penyadaran akan kerangka nasional yang tegak di atas nilai keragaman, di manapun, kapan pun sehingga tak patut lagi diselisihi dengan jargon-jargon khilafah untuk mengaburkan nilai Pancasila di wilayah NKRI. Jika ada pihak yang demikian getol melawan NKRI dan Pancasila, maka pantas jika Jenderal TNI mengatakan,  orang seperti ini adalah mental bayaran.

(embo)

No comments:

Post a Comment