Wah, Sambo (212) bilang penetapan tersangka Harry Tanoe merupakan upaya balas dendam kekalahan Ahok - Indowordnews

Breaking

14 July 2017

Wah, Sambo (212) bilang penetapan tersangka Harry Tanoe merupakan upaya balas dendam kekalahan Ahok

Presidium Alumni 212 menggelar aksi long march ke kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat untuk membela sejumlah ulama, dan aktivis politik yang diduga dikriminalisasi. 
Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo -wp-content #Repelita Online 
Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo membela Hary Tanoesoedibjo.
Satu diantara yang dibela Presidium Alumni 212 adalah Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan ancaman SMS terhadap jaksa Yulianto.

Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo mengatakan dalam CNN DI SINI, sebenarnya tidak hanya Hary Tanoe saja yang dibela. "Enggak harus HT sebenarnya. Kebetulan ada yang kasih tahu kita, bilang ke kita, 'Tolong dong HT (Hary Tanoesoedibjo) dibantu, kan dia banyak bantu berita kita juga'. Ada yang sampai ke saya. Ya sudah nanti kita bantu," kata Sambo di kantor Komnas HAM, Jumat (14/7).

SMS bernada ancaman dari Hary Tanoe berawal ketika Yulianto menerima pesan singkat dari nomor yang tak ia kenal pada 5 Januari 2016 sekitar pukul 16.30 WIB. Kejagung ketika itu, tengah menyelidiki perkara pajak yang diduga melibatkan perusahaan Hary Tanoe.

Ketika diperiksa Bareskrim Polri, 12 Juni silam, Hary mengakui telah mengirim pesan singkat kepada Yulianto. Namun, dia menegaskan, SMS itu bukan berisi ancaman.

Sambo menceritakan, alasannya membela Harry Tanoe. Dia mengatakan, temannya menyampaikan kepadanya agar membantu Hary Tanoe.

"Dari temen kita mengatakan 'ustad, ini juga harus ditolong, karena kita kan bukan hanya menolong orang islam saja. Siapapun yg didzalimin rezim gara-gara ahok, ya harusnya ditolong juga, diadukan juga ke komnas ham'," kata Sambo menirukan ucapan temannya.

Usai mendengarkan pengaduan temannya, Sambo pun mengadukan kasus Harry Tanoe ke Komnas HAM. "Jadi aduan tambahan," ujar Sambo.

Dijelaskan Sambo, pembelaan terhadap Hary Tanoe merupakan bentuk solidaritas. "Enggak ada hubungan sama kegiatan politik HT. Kita bukan mendukung politik dia. Kita bukan bela membela," kata dia. "Yang kita bela, dia sekarang dizalimi, dia banyak ikut bantu, itu pun karena ada yang sampaikan," kata dia.

Di samping itu, menurut Sambo, penetapan tersangka terhadap Harry Tanoesoedibjo merupakan upaya balas dendam politik pasca kekalahan ahok.

Pernyataan Sambo ini bisa dibilang abuse of speech atau keseleo lidah atau apapun jelas-jelas keliru, salah gunakan omongan menjadi 'endemi' di negeri ini.

Berbicara masalah kekalahan Ahok jelas-jelas suara Ahok memang kalah tipis minus 10% dari Anis - Sandi. Namun, kekalahan itu memang 'kasus penistaan agama', itupun di kembangkan (melalui demo berjilid-jili) oleh Alumni 212 dan kampanye hitam diseantero Jakarta dengan mengajak mayat mati disuruh kampanye, sehingga akhirnya sebagian masyarakat muslim, termasuk suara AHY-Silvi tidak ingin dipimpin Ahok.

Sejak gaung pilkada, ketiga calon bersaing suara. Aksi 212 memanas hingga fatwa MUI dikeluarkan itu bagian dari hiruk-pikuk kampanye yang tak bisa dilupakan hingga sekarang.

Mengenai penetapan Harry Tanoe sebagai politik balas dendam, kan jauh dari akar masalah. Sambo seenak udelnya mengatakan hal tersebut di depan awak media.

Kejaksaan jelas-jelas yang menangani kasus Ahok, bahkan pihak kejaksaan terlebih dahulu yang membuat tuntutan hingga Ahok akhirnya dinyatakan sebagai terdakwa.

Sambo, tidak pantas mengatakan dua sisi masalah yang berbeda. HT dan politik balas dendam berada dalam satu perkara, letak masalahnya itu di mana?

Selaku Presidium Alumni 212, Sambo ini senantiasa akan memanfaatkan momentum dari perkara hukum menjadi 'ajang politisasi' yang tak akan pernah selesai hingga 2019. Mumpung sejak dini aras kepentingan sudah memainkan issue hebat. Itulah para oportunis makin berkuasa di negeri ini.

Sebelum mereka mengambil kebijakan alangkah saat ini juga kita lawan opini sableng mereka, hal seperti ini akan memperkeruh kenyamanan batin nuansa keberagaman di tanah air.

Lagi-lagi Harry Tanoe dibela karena telah banyak membantu memberitakan tentang 'Aksi Bela'. Sambo, begitu terkesan dan mendewakan 'HT'.

Sebenarnya bahwa Harry Tanoe tepat memilih trending berita lewat media massa yang dimilikinya, dan dari sana kenaikan rating televisinya semakin berpengaruh.

Harry Tanoe semakin sukses dan kaya dengan menayangkan siaran Aksi Bela Islam setiap malamnya hingga chanel-nya di setiap layanan berbayar (indovision, okevision) pun menyebutkan tayangan 'Al-Maidah', 'Aksi Bela'.

Sementara Masyarakat awam tidak mengerti bahwa ini bisnis broadcasting yang dikembangkannya merupakan segmen pasar cukup kian memperbanyak pundi-pundi keuangan Harry Tanoe.

Semoga ada benarnya!

(Embo)

No comments:

Post a Comment