Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat pujian yang luar biasa di luar negeri. Namun, ia menyayangkan, di negeri sendiri Jokowi malah dihujat.
Langkah Jokowi di pemerintahan pun banyak diapresiasi pihak internasional. Kesan negatif, menurut Wiranto, justru datang dari dalam negeri.
"Presiden Jokowi itu dipuji dunia internasional, tapi di dalam negeri kok dihujat. Dibilang banyak utang, diktator, dan tidak demokratis," kata Wiranto saat membuka kegiatan Silahturahmi Nasional Junior Chamber International 2017 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.
"Sejak mendampingi presiden saya menanyakan adil dan makmur itu apa? Saya pernah tanya ke Pak Harto, waktu pangkat saya Kolonel dan dia jawab itu tidak gampang. Adil dan makmur itu sulit dicapai. Adil dalam kemakmuran itu tidak mudah. Dia menambahkan, pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mempunyai tagline yang sama baiknya dengan pemerintah sekarang.
Wiranto pun tak meragukan semangat yang diusung para presiden pendahulu Jokowi. Era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, misalnya, dinilai Wiranto memiliki visi yang sama baiknya dengan pemerintah sekarang. "Di era SBY 'Bersama Kita Bisa', itu bagus. Pak Jokowi sekarang Nawacita," kata dia.
Nawacita sendiri, ujar dia, dijabarkan dalam beberapa konsep. Mulai dari pembangunan daerah pinggiran dan pemerataan harga kebutuhan antara daerah di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. Pemerintah juga mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan, termasuk pembangunan markas militer.
Salah satu yang kini dilakukan pemerintahan Jokowi-JK adalah memangkas regulasi, yang dinilai menghambat investasi di dalam negeri. "Dalam setiap rapat, Presiden selalu mengingatkan, pangkas izin yang tidak perlu. Percepat izin investasi yang berbulan-bulan. Kalau perlu sejam selesai," tegas Wiranto.
Kepopuleran Jokowi memang tidak hanya diruang publik. Di media sosial, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menempati posisi kelima dalam daftar pemimpin dunia dengan jumlah penggemar terbanyak (terpopuler) terutama di Facebook.
Hal tersebut termuat dalam hasil penelitian Twiplomacy, yang dirilis perusahaan public relations dan komunikasi internasional, Burson-Marsteller.
Penelitian ini berdasar pada pengolahan data yang dilakukan pada Januari 2016, dengan melibatkan laman Facebook resmi milik 87 kepala negara, 82 kepala pemerintahan, dan 51 menteri luar negeri.
Di tahun yang sama, Jokowi) kembali mendapatkan sorotan dunia. Belum lama ini, Jokowi dinobatkan sebagai satu-satunya pemimpin Asia versi Bloomberg yang mendapat rapor hijau selama tahun 2016. Hal ini sebagaimana di sampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Beberapa indikator penilaian antara lain nilai tukar mata uang dan pertumbuhan ekonomi-Teks. Dan masih banyak lagi, termasuk trending twitter (pen.indown). Jokowi tetap populer Pemimpin yang populis.
(mk)
No comments:
Post a Comment