India batalkan kesepakatan rudal anti-tank Israel - Indowordnews

Breaking

04 January 2018

India batalkan kesepakatan rudal anti-tank Israel

Perdana Menteri India Narendra Modi (2 dari kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri): REUTERS
JERUSALEM - India telah membatalkan pesanan untuk membeli rudal spike anti tank dengan kontraktor Rafael milik pertahanan negara Israel, menurut pihak perusahaan tersebut pada hari Rabu.

Kesepakatan itu bernilai sekitar $ 500 juta dan pengumuman pengakhirannya terjadi beberapa minggu sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan mengunjungi India.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan India menolak berkomentar mengenai pembatalan tersebut. Media lokal melaporkan bahwa Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India sedang mengembangkan rudal anti-tank domestik yang sangat ingin didukung pemerintah.

"Rafael menyesalkan keputusan itu dan tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan India dan strateginya untuk terus bekerja di India, sebuah pasar yang penting, seperti yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade, untuk memberi India sistem yang paling maju dan inovatif, "kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari tribune.com.pk.

Secara terpisah, Kementerian Pertahanan India mengatakan bahwa pihaknya telah menghentikan rencana membeli 131 Barak peluncuran rudal udara yang dibangun oleh Rafael. Uang senilai 4,6 miliar rupee ($ 72 juta) menindaklanjuti pembelian Barak rudal sebelumnya, yang dimaksudkan untuk melindungi kapal angkatan laut melawan rudal peluncur laut dan ancaman udara.

Kedua negara semakin dekat sejak Perdana Menteri India Narendra Modi mulai menjabat pada tahun 2014, memperluas kerjasama komersial di luar ikatan pertahanan mereka yang telah berlangsung lama.

Modi menjadi perdana menteri India yang pertama mengunjungi Israel pada musim panas lalu, dan Netanyahu akan terbang ke India pada 14 Januari 2018.

Rafael, yang CEOnya akan ikut dengan Netanyahu dalam perjalanannya, mengatakan bahwa pembatalan tersebut dilakukan sebelum penandatanganan kontrak pasokan akhir walaupun sesuai dengan semua keinginan India.



[edm.]

No comments:

Post a Comment