![]() |
| Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan. |
Sebagaimana yang di muat ANTARA. Kini, Gubernur Terpilih Ibu Kota Jakarta Anies Baswedan malah akan meminta bantuan Muhammadiyah dalam merumuskan solusi mengatasi berbagai persoalan di Jakarta. Permintaan itu disampaikan langsung oleh Anies kepada Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, Rabu 19 Juli 2017.
"Kami bicara bagaimana agar pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki teman-teman di Muhammadiyah membantu merumuskan solusi untuk Jakarta," kata Anies seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Busyro.
Menurut Anies, selama ini Muhammadiyah telah memiliki pengalaman memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial. Sementara saat ini, Anies menilai Jakarta tengah menghadapi tantangan yang besar di tiga bidang itu.
Persoalan ketimpangan antara kaya dan miskin, bekerja dan tidak bekerja, serta berpendidikan dan tidak berpendidikan, menurut Anies, juga masih ditemukan di Jakarta.
Untuk mengurai persoalan itu, ia berharap, Muhammadiyah bisa ikut merumuskan solusi pengentasan kemiskinan, peningkatan mutu kualitas manusia dan kesehatan. "Nanti dalam penysusunan rencana kita akan bekerja bersama-sama," kata Anies.
Sementara itu, Busyro Muqoddas mengatakan untuk membantu Anies, Muhammadiyah akan melakukan penelitian untuk memetakan konsep yang tepat sebagai pijakan desain pembangunan Jakarta yang ramah dan demokratis. "Muhammadiyah akan masuk di 'grounded research' untuk melakukan pemetaan," kata dia.
Busyro mengapresiasi langkah Anies yang bersedia meminta masukan banyak kalangan termasuk Muhammadiyah. Ia berharap Anies bisa menjadi sosok gubernur yang mampu memadukan budaya metropolitan dengan budaya masyarakat menengah ke bawah sebagai basis kultural sosial, polutik, serta basis nilai ideologi kebangsaan.
"Kalau itu diramu maka modernitas Jakarta tetap ramah dengan spirit kerakyatan. Itu butuh desainer dan hanya bisa ditampilkan oleh orang yang memiliki latar belakang akademis dan tradisi berorganisasi dengan rekam jejal yang jelas," kata Busyro.
Tetapi, siapapun bakal memahami ujungnya, bahwa Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai pusat pemerintahan, dan sebagai daerah otonom berhadapan dengan karakteristik permasalahan yang sangat kompleks dan berbeda dengan provinsi lain.
Provinsi DKI Jakarta selalu berhadapan dengan masalah urbanisasi, keamanan, transportasi, lingkungan, pengelolaan kawasan khusus, dan masalah sosial kemasyarakatan lain yang memerlukan pemecahan masalah secara sinergis melalui berbagai instrumen.
![]() |
| Jakarta Dinamika. Editor/InsertINdowordnews |
Dengan gaya kepemimpinan barunya, Anies tidak ingin membuat suasana Jakarta menjadi lebih keras dan panas lagi. “Jadi saya tidak akan masuk gaya-gaya konfrontatif,” ujar Anies.
Anies menuturkan suasana politik saat ini juga sangat tidak nyaman karena segalanya serba konfrontatif. Titik temu jarang dicari oleh pihak yang berkonfrontasi. “Isinya anda menang saya kalah, atau saya menang anda kalah,” ujarnya.
Menurut Anies saat ini yang menjadi persoalan adalah orang yang gaya kepemimpinannya tenang cenderung lembek dan kalau tegas cenderung kasar. “Saya ingin membangun kepemimpinan dengan suasana baik,” ujar Anies.
Anies mencontohkan di masa lalu pemimpin yang ramah senyum tak dicap masyarakat lembek. “Siapa yang berani bilang Soeharto tidak tegas, meskipun beliau sering tersenyum. Atau Jenderal Sudirman dan Sultan HB IX, apa ada yang bilang tak bernyali,” ujarnya.
Anies-Sandi tampak garang ketika Kampanye dan Debat Pilgub di depan khalayak beberapa waktu itu. Dengan santai ia mengeluarkan beberapa terobosan dengan program tantangan untuk memanggil suara-suara warga Jakarta agar memilihnya, dibantu dengan mayat mati ikut kampanye (ala FPI jegal Ahok) yang terkadang tidak masuk akal.
Dari DP 0 % hingga tolak reklamasi. Ahok dibully dengan akhirnya dikhawatirkan jika memimpin Jakarta maka Jakarta dikuasai aseng, narkoba dan sebagainya.
Nyatanya, Anies kini banyak berkilah. Dengan ia meminta dukungan Muhammadiyah untuk mengatasi Jakarta tujuan Anies, selama ini Muhammadiyah telah memiliki pengalaman memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial cocok untuk Jakarta dalam menghadapi tantangan yang besar di tiga bidang itu.
Persoalannya, jauh-jauh Anies dari Jakarta ke Jogjakarta mendatangi Busyro hanya meminta dukungan bantuan untuk menjalankan roda pemerintahan DKI. Wah, busyettt, sejatinya sistem pemerintahan telah cukup lengkap memiliki strategi nasional.
Di DKI telah cukup banyak pakar-pakar perkotaan dan pakar khusus lain yang bisa diberdayakan. Muhammadiyah khusus dalam pembinaan Umat Islam mungkin tepat dimintai bantuan.
![]() |
| Monas dan Keumatan. |
Djarot Saiful Hidayat memang tak lama memimpin. Namun Djarot yang kini menjabat Gubernur DKI menilai, pembangunan di Jakarta tergolong kilat kenapa ada kemajuan pesat?" kata Djarot saat meresmikan Gedung Ambulans Gawat Darurat (AGD). Kata Djarot, "Kemalasan untuk berinovasi, kemalasan untuk berkreasi, kemalasan untuk bekerja. Masyarakat mampu mendadak miskin karena malas".
Djarot menitip pesan, sifat antikorupsi tetap ditanamkan meski kepemimpinan akan berganti Oktober mendatang. Selain itu, kinerja PNS DKI juga harus ditingkatkan. Dajrot sudah mengaskan, "Mari kita tetap bersih". Caranya dengan transparan, terbuka, lelang terbuka, tidak ada titipan proyek. Menurut Djarot, dulu sangat banyak pembangunan mangkrak di DKI.
Budaya mencuri uang rakyat memang menghambat semua lini.
(embo)



No comments:
Post a Comment