Hasil Kerja Ahok-Djarot Tekan Inflasi Mendapat Apresiasi Dari Deputi Gubernur BI - Indowordnews

Breaking

06 July 2017

Hasil Kerja Ahok-Djarot Tekan Inflasi Mendapat Apresiasi Dari Deputi Gubernur BI

Ahok meski telah berada di dalam tahanan Mako Brimob, ternyata 'Rekam Jejak' hasil kerja dan kinerjanya selama pernah menjabat selaku Gubernur DKI bersama Djarot Syaiful Hidayat akhirnya memperoleh nilai plus. Rosmaya Hadi, selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) saat ini, seusai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI Jakarta, Rosmaya mengatakan bahwa mereka membahas kestabilan harga pangan di Jakarta selama Ramadhan hingga Lebaran.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi (KOMPAS.com/NURSITA SARI). Balai Kota DKI Jakarta
Pihak BI jauh-jauh hari telah mengungkapkan bahwa pihaknya memprediksi ekonomi Jakarta yang berkontribusi 17 persen pada ekonomi nasional, pada triwulan kedua tahun 2017 akan tumbuh lebih dari 6 persen. Penyebab tingginya pertumbuhan salah satunya karena inflasi yang terjaga.

Dalam sesi wawancara Rosmaya dengan beberapa awak media di Balai Kota, DKI Jakarta (7/72017), sangat mengapresiasi cara Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga stabilisasi harga pangan dengan memotong rantai distribusi. Stabilisasi pangan itu berdampak pada inflasi yang rendah. Rosmaya, berharap agar cara yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta bisa ditiru provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.
"Kami lihat BUMD-nya, bagaimana BUMD berperan dalam menangani pangan," ujar Rosmaya. "Kami lihat bagaimana hasil dari stabilisasi, inflasi yang demikian rendah, padahal ini momen yang biasanya dalam skala yang selalu bergejolak, ini bisa ditekan. Ini yang selalu diterapkan, diperlihatkan ke provinsi lain agar se-Indonesia bisa meniru DKI Jakarta.

Rosmaya mengatakan, inflasi yang rendah di Jakarta membuat daya beli masyarakat stabil sehingga mereka bisa membeli semua kebutuhannya. Menurut Rosmaya, tren inflasi di Jakarta pada Lebaran ini berbeda cukup jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Sekarang 0,46 yang biasanya 0,93. Jadi 50 persen bisa dikatakan turun, terkendali dengan baik," ucap Rosmaya.

Selain inflasi yang rendah, Rosmaya menyebut beberapa harga bumbu mengalami deflasi pada Lebaran tahun ini. Atas dasar itu, ia menilai Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta bekerja dengan baik. "Jadi tim TPID DKI ini mampu menekan harga seimbang bahkan menurunkannya sehingga kemampuan masyarakat jadi lebih meningkat," ujar Rosmaya. ➨ (Kompas)

Instansi besar, sekaliber Bank Indonesia sebelum-sebelumnya (2015) menitikberatkan focus perhatiannya pada kinerja Pemrov DKI Jakarta. Bahkan BI melaporkan, inflasi terbesar di DKI Jakarta disebabkan oleh sewa kos yang terus naik. Padahal, Pemprov DKI sendiri menyumbang 20% terhadap inflasi nasional. Menyikapi kondisi tersebut, cara yang ditempuh Pemprov DKI adalah dengan membangun banyak rusun terpadu agar warga tidak perlu menyewa kamar kos.
Rusun di Jakarta.
Salah satu cara pihak Pemrov DKI yang tak bisa dilupakan dalam menekan inflasi, yakni dengan kerja keras dan giat membangun banyak rusun terpadu dan pasar. Ke depannya program ini dilaksanakan secara komprehensif akan memiliki dampak baik. Salah satunya ialah Rusun, jika Rusun yang dibangun tidak perlu disewakan. 

Dengan hanya bayar iuran perbulannya, tujuannya untuk pemeliharaan lingkungan (IPL) antara Rp75.000 sampai Rp. 100.000 yang pakai lift. Kalau yang murah cuma Rp. 5000 sampai Rp. 15000 per hari. Hal ini pernah dijelaskan oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok), di Balai Kota, tahun 2015. Ahok menilai, strategi ini akan menolong keluarga muda dan karyawan di DKI membayar biaya sewa hidupnya menjadi lebih murah. Solusi ini juga dianggap mampu menekan inflasi.

Bahkan, di awal tahun 2017 saja, Pemprov DKI membangun 6 Ribu Unit Rusun. Program ini ditangani oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta. Anggaran pembangunan rusun sebesar Rp 2,7 triliun.

Prinsipnya, selama tahap pembangunan rusun dilakukan dengan proses lelang. Jika proses lelang selesai maka semua program pembangunan rusun bisa langsung dilakukan. Ahok-Djarot dan jajaranya di Pemprov DKI, berusaha maksimal dan selektif dalam proses seleksi lelang. Dengan sikap Ahok yang begitu tegas, bermaksud menangkal praktek korupsi yang kerap terjadi disegala aspek, tak terkecuali pada program lelang, tujuannya mencegah untuk kemaslahatan buat masyarakat Jakarta  yang lebihh baik khususnya bidang hunian, terutama Rumah Susun.

Terhadap kestabilan harga pangan, Pemrov DKI-Jakarta juga menitikberatkan sumbangsih kinerja pemerintah. Sejak Ramadhan dan lebaran, Pemerintah Provinsi (DKI) Jakarta menjalankan beberapa program strategis. Sejak Maret, 2017 misalnya Pemrov DKI Jakarta mengatur rencana untuk memborong komoditas bawang merah dan cabai langsung dari petani di Brebes Jawa Tengah. Upaya itu merupakan salah satu program yang dilakukan pihak Pemrov DKI Jakarta sebagai upaya menekan inflasi karena kurangnya pasokan komoditas strategis tersebut.

Permasalahan khusus yang dialami di DKI, secara signifikan ialah pengaruh kepada inflasi yang terkadang bisa naik. Langkah ini lah gunanya untuk menstabilkan harga pangan di pasaran. (mk)

No comments:

Post a Comment