Penghentian laporan atas Kaesang mendapat mendapat kritikan beberapa pihak. Karena, tidak mengandung adanya unsur pidana, pihak Kepolisian memutuskan untuk tidak memproses lebih lanjut laporan Muhammad Hidayat. S (53) atas putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Kaesang dan Ustadz Abu Janda #Viral 'Ndeso' |
"Tidak semua dihentikan, tapi banyak yang dihentikan. (Alasannya) karena tidak cukup bukti atau unsur pidananya tidak memenuhi untuk proses penyelidikan lebih lanjut". Rikwanto menjelaskan, polisi terbuka menerima setiap laporan masyarakat. Akan tetapi, tidak menjamin setiap laporan masyarakat itu bisa dilanjutkan hingga ke proses penyidikan. "Setiap laporan masyarakat itu kan digelar dahulu, apakah cukup unsur pidana atau tidak. Kalau tidak ada unsur pidana, ya tidak bisa kita lanjutkan ke proses penyidikan," ungkapnya. Kamis (6/7/2017).
Brigjen Rikwanto/Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom |
Menurut Wakapolri, Komjen Syafruddin, laporan tersebut tidak memenuhi unsur pidana. "Saya tegaskan (laporan) itu mengada ada. Ya, laporannya mengada-ada. Ya kami tidak akan tindak lanjuti laporan itu," kata Syafruddin, di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Syafruddin menilai, kata "ndeso" yang dimaksud oleh Kaesang tidak menunjuk pada subjek tertentu melainkan suatu candaan. Guyonan ini, sudah ada dan dilontarkan oleh masyarakat Indonesia sejak lama. "Omongan 'ndeso' itu kan ya, saya juga dari kecil sudah dengar omongan 'ndeso' itu, guyonan saja," kata Syafruddin, Kamis (6/7/2017), sebagaimana dikutip pada laman Kompas.
Laporan soal Kaesang yang dihentikan tersebut, membuat Fadli Zon turut bersuara "Harusnya Diperiksa Dulu", sebagaimana dikutip oleh Detikcom.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon (Andhika Prasetia/detikcom) |
Baca juga: Laporan soal Kaesang Disetop, Fadli Zon: Harusnya Diperiksa Dulu
Nyinyiran Fadli Zon itu diungkapnya saat dijambangi awak media, ia membandingkannya dengan kasus dugaan makar yang melibatkan Sekjen FUI Muhamad al-Khaththath. Fadli Zon berpendapat, 'proses kasus Al-Khaththath harus dihentikan', ujar Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2017).
Muhammad Hidayat, pelapor Kaesang.(Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan) |
Bicara masalah istilah “ndeso”, kata “ndeso” melambung setelah Video Vlog Kaesang, lalu dianggap "hatespeech' oleh Muhamad Hidayat. Ia kemudian melaporkan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, dengan tuduhan penodaan agama dan ujaran kebencian (hate speech) yang berbau SARA dalam Vlog tersebut. Kutipan dialek 'Ndeso' akhirnya ramai dibicarakan di berbagai media sosial. bahkan sempat menjadi trending topic Twitter.
Kata 'Ndeso' sesungguhnya telah lama 'familiar' di tengah masyarakat. Tokohnya ialah Tukul Arwana. Tukul adalah salah satu figur yang gampang di kenali dengan tingkahnya yang sering sebut norak, katro dan juga ndeso. Pelawak sekaligus artis ini kerap dicap Kampungan, Tapi lumayan, ternyata pendapatannya sangat Fantastis!
Tukul Arwana. Modifikasi dari File-Kompas.com |
Jadi, tidak hanya Kaesang Pangarep viral dengan 'Vlog' videonya yang beredar luas di media sosial, termasuk youtube. Tukul, mestinya juga telah dapat dikenai dugaan 'penistaan' atas kelas masyarakat kampungan. Mungkin, dengan sifatnya yang 'ndeso', Muhammad Hidayat memiliki tabiat katrok, ndeso dan mungkin mudah tersungging, sehingga secara tendesius, tanpa babibubaberuuu, ia nekat melaporkan Vlog 'Ndeso' Kaesang.
Siapapun, kerap berbicara 'ndeso', dalam percakapan canda-tawa sehari-hari ditengah masyarakat, canda-humor dengan nada yang ditanggapi secara konotasi beragam. Maka, kata 'ndeso' yang diikutkan dalam dialek itu terkadang mampu bikin seseorang merem, melek.
Ya, begitulah, mungkin, M Hidayat ini langsung melek, mengingat aliran paham pikirnya yang falase umum (sesat pikir) akibat kuatnya radikalis pikir yang sedang menggelinding, membuat ia turut ingin tampil ke permukaan bumi datar. Lapor, lapor, lapor!, nista, nista, dan nista! adalah lirik 'rock' yang kerap menggema pada grub penganut 'sakit hati' akibat kesalahan politik.
Justeru bukan hanya Kaesang (Kaesang hanya orang kesekian) yang mengungkapkan kata, 'ndeso, 'ndeso'. Bagaimana dengan Ustadz Abu Janda al Boliwudi? Merupakan sosok seorang ustad parodi ini banyak baiknya meskipun ada beberapa hal yang tak cocok bagi kalangan muslim moderat sekalipun. Terkesan agak liberal, khususnya saat bicara tentang politik terkait kepemimpinan non-Muslim.
Namun di sisi lain tulisan-tulisannya yang menyerang paham radikal ala Wahabi layak dijadikan tambahan sumber di antara sumber-sumber lain dari akun yang lebih jelas. Dan tak kalah Heboh !!! Dasar Ndeso Jadi viral yang merupakan karya Parodi 'Moderat'nya. Video "DASAR NDESO!" ❤️ Salam Kecebong ❤️ ini juga viral di media sosial terutama. Dalam laman Fun Page Facebook Ustad Abu Janda al-Boliwudi.
Kutipan Video Viral Abu Janda :
DASAR NDESO! Bikin pawai ngajakin anak2 kecil aja udah salah -eksploitasi anak-, eh masih ngajarin lagi itu anak2 lugu tak berdosa nyanyi2 pakai kata "BUNUH BUNUH BUNUH SI ....." DASAR NDESO! Cuma gara2 urusan Pilkada sampai bikin aksi boikot jenazah tidak mau menshalati pakai manipulasi ayat Al-Quran padahal tujuannya untuk intimidasi orang agar tidak memilih calon lawan....DASAR NDESO! Ada serangan teroris sampai jatuh korban tewas bukannya mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban malah bikin cerita teroris rekayasa....DASAR NDESO! Teriak teriak nuntut penegakan hukum kepada aparat jangan tebang pilih, giliran aparat mau menegakkan hukum pada orang dari kelompok mereka malah nuduh Kriminalisasi... DASAR NDESO! Tiap hari koar koar "Bela Ulama" tapi setiap hari menghina ulama ulama sepuh Indonesia seperti Habib Quraish Shihab, KH. Kiai Said Ketum NU, karena dianggap bukan ulama kelompok mereka... DASAR NDESO! Teriak2 tolak pemimpin kafir, tolak pemimpin mulut jamban, dikasih pemimpin MUSLIM SANTUN JUJUR seperti pak Jokowi malah difitnah-fitnah PKI...DASAR NDESO! Sebenarnya menyebut mereka "ndeso" adalah PENGHINAAN bagi orang deso.. karena orang deso juga ngga kampungan seperti mereka SALAM KECEBONG.
Sampai saat ini, tak seorangpun kaum nyiyir melaporkan Ustad Parodi satu ini. Dengan videonya yang kontras "Ndeso' dan terungkap, kata-kata vulgar menyinggung pihak-pihak yang terkesan anti toleran bakal kesedak. Namun, kenapa tidak pula dikatakan 'dugaan penistan atas kelompok tertentu'?
Jadi, Kaesang sengaja diserang, atau mungkin pihak pelapor kurang mencermati video-video viral berseliweran.
Jika iya, maka Muhammad Hidayat S bakal mati ditengah jalan, kecapean lapor sana kemari, karena video-video yang dianggapnya berkonotasi ini itu cukup banyak, apalagi 'kata Ndeso'membuatnya makin bingung, mau laporin yang mana pun terserah...
Mantan Terlapor 'Video', Siapa Makhluk Tak Bernyawa Jadi Dimayatkan Lagi?
#BapakMintaProyek by. Kaesang
Jangan hanya Kaesang, sebab jika hanya Kaesang tampak bahwa afiliasi politik oposisi (melawan Jokowi) itu jelas-jelas sangat kentara, para pendukung Prabowo, FUI, HTI, atau FPI alias kaum 'Cingkrang Nyinyiran', kaum bumi datar yang memang masih memendam rasa 'Sakit Hati'! Istilah CitaCitata "Sakitnya tuh disini"...Siap-Siap 2019!Nyinyir Permanen.
Embo
No comments:
Post a Comment