Sepenggal Kalimat Indah Dari Obama - Indowordnews

Breaking

03 July 2017

Sepenggal Kalimat Indah Dari Obama

Obama Pada Konggres Diaspora Indonesia
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi sebagaimana dikutip pada TEMPO.CO menyebutkan, pidato mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menjadi salah satu yang paling dinanti di acara Konvensi Diaspora Indonesia saat ini. Pasalnya, pidato Obama dinilai selalu menginspirasi banyak pihak. Pidato Obama di acara ini sebagai pidato Obama pertama di Asia setelah tidak lagi menjadi Presiden Amerika Serikat. 

"Pak Obama adalah tokoh yang selalu menginspirasi kita," kata Budi yang juga hadir di acara Konvensi Diaspora Indonesia yang digelar di Main Hall, Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu, 1 Juli 2017.

Benar adanya, mungkin sebagian orang terfocus pada Pidato Obama yang sifatnya bukan pidato politis. Namun, tentunya Pidato Obama sarat nasehat; pentingnya menjaga kesatuan bangsa terhadap nilai-nilai toleransi di negara Indonesia yang mejemuk. Mantan Presiden Amerika Serikat ke-44 tersebut mengatakan Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar, tapi penuh rasa toleransi yang tinggi. Obama yakin akan hal itu dan punya contohnya.

Obama menyebut semangat toleransi Indonesia harus terus dijaga agar menjadi contoh bagi negara muslim lainnya. Anak-anak muda harus berani melawan intoleransi. "Generasi muda harus melawan intoleransi!, tutur obama, kemudian "Bhinneka Tunggal Ika," kata Obama, yang disambut tepuk tangan peserta konggres.

Berbicara masalah toleransi tentu hubungannya dengan saling menghargai antar pemeluk agama di Indonesia. Obama menyampaikan sepenggal kalimat menarik nan indah, yang oleh sebagian pihak ini memiliki makna terdalam. Di salah satu kalimat pidatonya, Obama mengatakan, "Jika Anda Kuat Dalam Keyakinan Anda, Maka Anda Tidak Perlu Khawatir Pada Keyakinan Yang Dianut Orang Lain"!

Berikut Cuplikan Pidato Obama :

Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sikap toleransi dan sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama, diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sara tidak muncul kepermukaan. Dalam kehidupan masyarakat sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah antara satu sama lain.

Toleransi Hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai yang ada pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam etnis dan agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban maka akan dapat muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragama.

Pemeluk agama mayoritas wajib menghargai ajaran dan keyakinan pemeluk agama lain (minoritas), karena dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa “setiap warga diberi kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.” Hal ini berarti kita tidak boleh memaksakan kehendak, terutama dalam hal kepercayaan, kepada penganut agama lain, termasuk mengejek ajaran dan cara peribadatan mereka.

Dengan adanya kesadaran akan pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama, diharapakan akan terjalin hubungan yang harmonis antar warga Negara yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan percepatan pembangunan bagi negeri ini.

Demikian halnya bagi umat Islam, bertoleransi kepada sesama manusia merupakan salah satu adab mulia Islam. Islam menghargai pluralitas atau keanekaragaman yang ada dalam masyarakat. Pluralitas adalah kenyataan yang ada dalam masyarakat kita. Hal ini berbeda dengan pluralisme yang menyamakan semua perbedaan yang ada. 

Perbedaan merupakan suatu ketentuan (takdir) hidup dari Allah Tuhan Semesta Alam terhadap segala makhluk-Nya. Dengan perbedaan itulah kehidupan di muka bumi ini dapat berlangsung dengan dinamis dan interaktif. Sebagai seorang muslim yang baik, kita juga dihadapkan dengan perbedaan tersebut. Untuk itulah kita harus meneladani contoh para nabi dalam bertoleransi ketika situasi perbedaan yang ada tak mungkin dielakkan.
Hari Toleransi Internasional, Aceh.
Kemungkinan, itulah makna dari sepenggal Pidato Obama tersebut. Sadar atau tidak sadar, kita tidak mungkin khawatir terhadap adanya perbedaan keyakinan jika kita sendiri sudah pasti yakin atas nilai-nilai keagamaan yang kita anut. Kekhawatiran terhadap keyakinan-keyakinan lain, tentu menandakan sikap dan mental seseorang yang terus merasa khawatir, dipastikan, keyakinan pada dirinya sendiri pun patut dipertanyakan.

Sikap sebagian pihak yang merasa benar atas posisi keyakinan agamanya, dewasa ini tampak terlihat ketika berbagai isu saling menghujat antar pemeluk agama. Sikap demikian merupakan gelagat buruk yang selalu menebar rasa kekhawatiran, ditambah dengan sikap intoleran.

Lewat aksi-aksi kegaduhan, mereka berusaha untuk menggeneralisir seluruh kondisi kehidupan berbangsa, bernegara ke arah paham keyakinan agama tertentu. Begitulah, bahwa  sikap kegamangan dan fanatisme berlebih, akhirnya memunculkan model sikap khawatir, takut jika keyakinannya akan diperlemah oleh adanya keyakinan yang lain. Ini merupakan mental 'rapuh', tak cukup dewasa mensiasati keragaman yang ada.

Daulah Khilafah. Doc.Sarqub
Adanya jargon-jargon anti Pancasila, dan berupaya mengejar simbol-simbol kenegaraan menuju model khilafah adalah upaya-upaya ilegal untuk menggeneralisasikan bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Mau diubah ke satu bentuk keyakinan agama tertentu oleh kelompok-kelompok pemecah belah, tentu sedari dini harus dicegah agar nilai-nilai toleransi di Indonesia senantiasa bertumbuh, berkembang menuju nilai keanekaragaman hidup bernegara yang lebih baik. (mk)

No comments:

Post a Comment