Konpers Pertemuan SBY & Prabowo di Cikeas, 28/7/17. |
Sekadar catatan, SBY adalah salah satu perwira dalam Dewan Kehormatan Perwira ABRI yang pada 1998 merekomendasikan pemberhentian Prabowo dari karier kemiliterannya. Bahwa mereka kini bisa bersatu, nampaknya karena mereka tahu hanya dengan bekerjasama mereka bisa berkompetisi melawan Jokowi.
Bro dan sis, bagi kita di PSI, persekutuan ini bermasalah karena sejumlah hal. Prabowo jelas mewakili kembalinya kekuatan otoriter era Orde Baru. Walau dia sudah bercerai dengan Titik Soeharto, segenap tanda-tanda politik yang ada menunjukkan Prabowo kini berjalan bersama keluarga Soeharto. Di sisi lain, SBY – yang juga militer – kembali ke panggung politik dengan semangat politik dinasti, sebagaimana dengan jelas ditunjukkan dengan majunya Agus Yudhoyono dalam Pilgub DKI.
Persekutuan ini pada dasarnya berseberangan dengan sosok ideal Indonesia yang dibayangkan PSI. Politik yang PSI inginkan adalah politik yang demokratis, dengan penghargaan tinggi terhadap Hak Asasi Manusia, di mana kedaulatan ada ditangan sipil. PSI memperjuangkan politik yang didasarkan pada integritas, kompetensi, dan profesionalisme. Bukan yang mengedepankan sanak keluarga untuk ditempatkan dalam posisi penting di dalam partai.
PSI ingin politik Indonesia bergerak ke depan. Meninggalkan cara-cara lama Politik yang baru dan modern. Politik yang mengedepankan kedaulatan rakyat. Bukan elit, bukan keluarga. (embo)
Sumber : PSI
No comments:
Post a Comment