Wah! ini amplifier masjid yang membuat Zoya tewas dibakar warga - Indowordnews

Breaking

08 August 2017

Wah! ini amplifier masjid yang membuat Zoya tewas dibakar warga

Wah! ini amplifier masjid yang membuat Zoya tewas dibakar warga
Barang bukti amplifier Merk Toa, kasus pencurian di Bekasi/filemerdeka.com @2017.
Masalah amplifier masih membekas dibenak masyarakat. Pasalnya akibat hilangnya amplifier itu, menyebabkan melayangnya nyawa seorang warga. Jika di teliti mengenai merk, amplifier warna hitam itu merk Toa yang diduga dicuri MA berukuran sekitar 30 x 15 x 8 cm. Harga ditaksir kisaran 675 ribu - 2 jutaan.

Polres Metro Bekasi mengamankan barang bukti amplifier Musala Al Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, yang dicuri. Dalam press release kemarin, polisi menunjukkan amplifier berwarna hitam milik musala tersebut bersama dua amplifier yang dibawa Muhammad Aljahra alias Zoya (30) saat kejadian.

Saat ditunjukkan kepada wartawan, amplifier musala berada di tumpukan atas. Terlihat kabel biru masih tersambung meski sudah putus. Kabel inilah yang dijadikan bukti kuat bahwa barang tersebut milik musala. Hal ini juga dikuatkan oleh kesaksian pengurus musala, Zainul Arifin.

Di muat Merdeka.com, Amplifier warna hitam itu ditemukan di sepeda motor Honda Revo yang dibawa Zoya. "Berdasarkan keterangan saksi, satu di antara tiga ampli yang ditemukan merupakan milik musala," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Rizal Marito, Selasa (8/7).

Menurut dia, ciri-ciri ampli milik musala ialah adanya bekas kotoran burung gereja. Ampli tersebut diambil setelah dipotong kabelnya, kemudian dimasukkan ke dalam tas yang dibawa almarhum tersangka Zoya.

"Potongan kabel di ampli sangat cocok dengan potongan di musala yang menghubungkan dengan pengeras suara," ujar Rizal.

Terakhir, yang membuktikan ampli milik musala ialah nomor seri pada amplifier dengan nota pembelian.

Polisi juga telah memeriksa warga berinisial B, terkait postingan di Facebook yang menyebutkan Zoya bukan pelaku pencurian. Remaja tersebut juga mengunggah status berisikan identitas MA yang merupakan tetangganya.

Tetapi postingan tersebut sangat subjektif, tidak berdasarkan fakta di lapangan. Alhasil, postingan itu menyebar luas di dunia maya. Warga internet kemudian mempercayai bahwa MA bukan maling, tapi korban salah sasaran.

"Orang yang pertama kali mengunggah sudah kami periksa, dia sudah meminta maaf, dia membuat status tersebut berdasarkan cerita tetangga," kata Rizal.

Rizal membenarkan bahwa dalam postingan tersebut Muhammad Aljahra adalah tukang servis elektronik, istrinya hamil, dan anaknya masih berusia empat tahun. Namun soal pencurian itu benar dilakukan bersangkutan.

"Kami masih fokus pada kasus pengeroyokannya, nanti diselidiki secara bertahap. Untuk sementara belum ada unsur pidana," katanya.

Zainul Arifin, sang pengurus musala menegaskan bahwa amplifier di Musala Al Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, hilang setelah warga menunaikan salat Ashar.

"Setelah salat Ashar, saya pulang mengambil mic, karena mau menggelar haul orang tua saya," kata Zainul. Zainul lalu kembali lagi ke musala untuk mengetes mic terbaru. Sayangnya, kata dia, ketika mengetes tidak terdengar suara dari pengeras suara atau toa yang berada di atas musala. "Saya cabut yang lama dan ganti yang baru, saya tes-tes kok ini enggak hidup," kata Zainul.

Karena itu, Zainul mengaku memeriksa ampli yang berada di dalam ruangan samping kiri imam. Zainul terkejut di dalam ruangan itu karena ampli musala sudah tidak ada di tempatnya. "Saya ngomong sendiri, nah nih ampli kemana ini, saya kemudian masuk ke dalam rumah karena di dalam banyak orang sedang masak-masak," katanya.

Zainul kemudian menanyakan kepada orang rumah terkait tidak adanya ampli tersebut. Namun, keponakannya bernama Rojali menyebut kalau ampli berada di dalam kamar. "Saya bilang enggak ada, hilang. Ini ada yang ngambil," ujarnya.

Zainul kemudian keluar dan menanyakan kepada anak-anak di luar orang yang terakhir salat Ashar. Menurut dia, orang tersebut membawa sepeda motor warna merah jenis Honda Revo.

"Di belakangnya ada bungkusan tas kresek warna hitam. Anggapan saya ampli sudah hilang yang mengambil pakai motor, jadi sudah ke mana tahu orang yang mengambilnya," katanya.

Selang 20 menit kemudian atau sekitar pukul empat sore lewat, Zainul mendapatkan kabar bahwa pencuri ketahuan. Zainul kemudian diminta melihat untuk memastikan bahwa ampli tersebut benar milik musala. "Saya lihat barang buktinya. Benar di belakang terminal ada potongan kabel warna biru hitam," katanya.

Sementara saat dihentikan, Zoya malah kabur. Warga yang sudah tahu bahwa musala kehilangan amplifier mengejar sampai pelaku tertangkap. Rojali sendiri bersumpah tidak pernah berteriak maling.

Belakangan terungkap bahwa pelaku pengeroyokan kepada Zoya mengira bahwa pencuri tertangkap adalah pencuri sepeda motor atau begal. Provokasi semakin tak terbendung lantaran massa, diperkirakan hampir seribu orang.

Karena itu, amarah lantaran banyaknya sepeda motor hilang, Zoya menjadi bulan-bulanan massa, hingga dibakar sampai tewas di lokasi kejadian. Sang marbut musala sendiri yang mendapatkan kabar terkejut, dan menangis. Mengutuk perbuatan main hakim sendiri.


No comments:

Post a Comment