Wajah Jokowi Kok Dibilang Diktator! Yang merasa dibubarkan yang ngomong begitu - Indowordnews

Breaking

10 August 2017

Wajah Jokowi Kok Dibilang Diktator! Yang merasa dibubarkan yang ngomong begitu

Wajah Jokowi Kok Dibilang Diktator! Yang merasa dibubarkan yang ngomong begitu
Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan keterangan pers di samping figur lilin dirinya yang terpajang di Museum Madame Tussauds, Hong Kong, Senin, 1 Mei 2017.
Penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan atau Perpu Ormas menjadi ajang culas segelintir pihak yang gampang mengeluarkan statement-statement propaganda guna mengganggu jalannya upaya pemerintah untuk stabilisasi nasional.

Sejumlah pihak, baik dari parpol maupun LSM, sempat menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo diktator saat menerbitkan Perppu Ormas. Pemerintah tetap menerbitkan Perppu dan kemudian membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tanpa butuh tekanan berlebihan.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya balik menyindir orang-orang yang menyebutnya diktator atau otoriter dalam kaitannya dengan Perppu itu. Jokowi menyindirnya ketika menggelar kuis bagi-bagi sepeda dalam pembukaan Pasanggirinas dan Kejuaran Nasional Silat ASAD 2017.

"Sekarang di media sosial banyak yang menyampaikan, Presiden Jokowi itu otoriter, diktator, mentang-mentang juga wajah saya kayak gini. Ngak perlu takut sama saya, saya tidak otoriter kok, Saya ini sering dibilang otoriter orangnya. Masa wajah gini kok dibilang diktator".

Candaan Presiden Jokowi itu spontan disambut gelak tawa oleh para atlit Pencak Silat yang menghadiri pembukaan Pasanggirinas di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa, 8 Agustus 2017.

Jokowi mengakui bahwa banyak sekali tudingan yang ramai di media sosial dan pemberitaan bahwa pemerintah saat ini tengah belajar menjadi diktator karena terbitnya Perppu Nomor 2 Tahun 2017 itu.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo dianggap otoriter setelah pemerintah menerbitkan Perpu Ormas karena aturan itu mengekang gerak sejumlah ormas di Indonesia. Bahkan, aturan itu mempersingkat prosedur pembubaran sebuah organisasi masyarakat yang dirasa radikal, mengusung kekerasan, dan bertentangan dengan Pancasila.

Pengunjung berebut untuk berfoto bersama Jokowi (Foto: Biro Pers Setpres)
Salah satu yang terkena dampaknya adalah organisasi masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia. Karena dianggap bertentangan dengan Pancasila lewat niatnya mendirikan kekhalifahan di Indonesia, organisasi dibubarkan bulan lalu.

Presiden Joko Widodo melanjutkan sindirinnya soal otoriter sambil seolah-olah menertawai dirinya sendiri. Kepada para atlit Pencak Silat, ia berkata bahwa orang dengan penampilan seperti dirinya tidak mungkin otoriter atau bahkan diktator.

Akhirnya, banyak juga masyarakat yang ikut-ikutan memang tanpa pikir-pikir berkomentar nyinyir. Dalam kepemimpinan itu sebagian pihak mengatakan apakah otoriter dapat di hubungkan dengan wajah. Ada orang yang wajahnya seram tapi hatinya lembut suka menolong orang yang hidup dalam kesusahan, tapi ada juga orang yg wajahnya lembut ternyata menyimpan dendam, iri, dengki, malah suka mencuri.

Yang paling menyindir ialah kelompok-kelompok yang anti Jokowi dengan menyerang langsung pada kebijakannya. Misalnya, Diktator itu bukan wajah, tapi ketika bikin peraturan. Ekonomi lesu dimana-mana. Kebijakan pajak nya minta ampun. Akibat kebijakan pajak, orang tidak mau keluar duit. Lebih memilih taruh duit di deposito.


Dari semua presiden indonesia. Hanya jaman Jokowi paling parah ekonomi nya. Orang tua saya sudah jalani periode dari jaman suharto. Kerjaan Bapak Jokowi cuma pencitraan dimana-mana.

Itulah suara-suara nyinyir yang kerap di muat di kolom komentar di media online saat di rilis oleh media-media mainstream.


(mk)

No comments:

Post a Comment